Pages

Subscribe:

Senin, 31 Oktober 2016

Meningkatkan prestasi belajar matematika dg model NHT

A.        Latar Belakang
            Pendidikan merupakan media yang sangat berperan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri sehingga di dalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi selalu disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar.
            Mengingat peran pendidikan tersebut maka sudah seyogyanya aspek ini menjadi perhatian pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya masyarakat Indonesia yang berkualitas. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis. Karena itu, maka perlu adanya peningkatan mutu pendidikan matematika. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah peningkatan prestasi belajar matematika siswa di sekolah.
            Dalam pembelajaran di sekolah, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit dipahami oleh siswa. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika diperlukan suatu metode mengajar yang bervariasi. Artinya dalam penggunaan metode mengajar tidak harus sama untuk semua pokok bahasan, sebab dapat terjadi bahwa suatu metode mengajar tertentu cocok untuk satu pokok bahasan tetapi tidak untuk pokok bahasan yang lain. Kenyataan yang terjadi adalah penguasaan siswa terhadap materi matematika masih tergolong rendah jika dibanding dengan mata pelajaran lain. Kondisi seperti ini terjadi pula pada SMP Negeri 1 Batuatas. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru matematika yang mengajar di kelas VIII bahwa penguasaan materi matematika oleh siswa masih tergolong rendah. Salah satu materi matematika yang penguasaan siswa rendah adalah pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua peubah, di mana pada materi tersebut banyak siswa yang belum bisa menentukan cara yang mudah dalam menyelesaikan suatu sistem persamaan linear dua peubah dari beberapa cara yang ada, siswa juga kurang bisa menyatakan suatu bentuk model matematika dari soal cerita yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua peubah. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar matematika siswa pada semester I tahun 2004/2005 sebesar 5,0 dan pada semester II tahun 2005/2006 sebesar 4,76. Rendahnya hasil belajar matematika siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada SMP Negeri 1 Batuatas menunjukan bahwa pembelajaran matematika di sekolah tersebut masih menggunakan model pembelajaran konvesional yakni suatu model pembelajaran yang banyak didominasi oleh guru, sementara siswa duduk secara pasif menerima informasi pengetahuan dan keterampilan. Hal ini diduga merupakan salah satu penyebab terhambatnya kreativitas dan kemandirian siswa sehingga menurunkan prestasi belajar  matematika siswa.
            Melihat fenomena tersebut, maka perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, guna meningkatkan prestasi belajar matematika disetiap jenjang pendidikan. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif sangat cocok diterapkan pada pembelajaran matematika karena dalam mempelajari matematika tidak cukup hanya mengetahui dan menghafal konsep-konsep matematika tetapi juga dibutuhkan suatu pemahaman serta kemampuan menyelesaikan persoalan matematika dengan baik dan benar. Melalui model pembelajaran ini siswa dapat mengemukakan pemikirannya, saling bertukar pendapat, saling bekerja sama jika ada teman dalam kelompoknya yang mengalami kesulitan. Hal ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mengkaji dan menguasai materi pelajaran matematika sehingga nantinya akan meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Model pembelajaran kooperatif terdiri dari empat pendekatan yaitu: STAD (Student Teams Achievement Division), Jigsaw, IK (Investigasi Kelompok), dan pendekatan struktural. Pendekatan struktural terdiri dari dua tipe yaitu tipe Think Pair Share dan tipe Numbered Heads Together (NHT). Melihat penguasaan siswa terhadap materi matematika khususnya pokok bahasan sistem persamaan linear dua peubah, maka dalam penelitian ini model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together), karena pada model ini siswa menempati posisi sangat dominan dalam proses pembelajaran dan terjadinya kerja sama dalam kelompok dengan ciri utamanya adanya penomoran sehingga semua siswa berusaha untuk memahami setiap materi yang diajarkan dan bertanggung jawab atas nomor anggotanya masing-masing. Dengan pemilihan model ini, diharapkan pembelajaran yang terjadi dapat lebih bermakna dan memberi kesan yang kuat kepada siswa.
            Berdasarkan pemikiran di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul :“Meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII1 SMP Negeri 1 Batuatas pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua peubah melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT”. 
Selengkapnya download di SINI

Minggu, 30 Oktober 2016

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dan Hasil Belajar Matematika Semester I dengan Hasil Belajar pada Program Diklat Perhitungan Kekuatan Konstruksi Bangunan Sederhana pada Siswa Kelas 2 Semester III SMK Negeri 4 Semarang Tahun Ajaran 2004/2005

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) hubungan antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar program diklat perhitungan kekuatan konstruksi bangunan sederhana; (2) hubungan antara hasil belajar matematika I terhadap hasil belajar program diklat perhitungan kekuatan konstruksi bangunan sederhana; (3) hubungan antara kebiasaan belajar dan hasil belajar matematika I dengan hasil belajar program diklat perhitungan kekuatan konstruksi bangunan sederhana.
Populasi mencakup seluruh siswa kelas 2 semester III Jurusan Konstruksi Bangunan dan Konstruksi Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Semarang yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah 64 siswa. Sampel penelitian 64 orang siswa terdiri dari 31 siswa prodi Konstruksi Bangunan dan 33 siswa prodi Konstruksi Gambar Bangunan. Subyek penelitian < 100 diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Pengumpulan data dilakukan dilakukan dengan metode angket yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan kebiasaan belajar. Disamping itu digunakan metode dokumentasi untuk mendapatkan nilai matematika semester I dan nilai perhitungan kekuatan konstruksi bangunan sederhana kelas 2 semester III. Untuk variabel bebas adalah kebiasaan belajar dan hasil belajar matematika semester I, variabel terikatnya adalah hasil belajar program diklat perhitungan kekuatan konstruksi bangunan sederhana. Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis korelasi parsial dan analisis korelasi majemuk

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan ada hubungan antara kebiasaan belajar (X1) dengan nilai perhitungan kekuatan konstruksi bangunan sederhana (Y) besarnya korelasi parsial adalah 0,289. Ada hubungan antara nilai matematika semester I (X2) dengan nilai perhitungan kekuatan konstruksi bangunan sederhana (Y) yang besarnya korelasi parsial adalah 0,358. Ada hubungan bersama antara kebiasaan belajar (X1) dan nilai matematika semester I (X2) dengan nilai perhitungan kekuatan konstruksi bangunan sederhana (Y) yang besarnya korelasi majemuk adalah 0,445.
Selengkapnya download di SINI

Sabtu, 29 Oktober 2016

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN LUAS DAERAH SEGI EMPAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MELALUI MEDIA KARTU SOAL DI KELAS VII SMP NEGERI 4 JUWANA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2006/2007

A. Latar Belakang Masalah
Matematika sebagai ilmu dasar telah berkembang cukup pesat baik materi maupun kegunaannya, oleh karena itulah maka konsep-konsep dasar matematika harus dikuasai siswa sejak dini. Mata pelajaran matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika merupakan ilmu yang sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari manusia, tetapi masih banyak orang yang belum bisa merasakan manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari mereka. Adapun salah satu manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari yakni memberikan pengetahuan dan ketrampilan praktis seperti berhitung dan statistika.
Sampai sekarang pelajaran matematika di sekolah masih merupakan pelajaran yang menakutkan bagi banyak siswa, terasa sukar dan tidak menarik sehingga banyak siswa menjadi kurang termotivasi dalam mempelajari matematika.
Ada beberapa kemungkinan masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam belajar matematika yakni kemungkinan bersumber dari porsi materi matematikanya yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual siswa, selain itu kemungkinan juga bersumber dari strategi pembelajaran yang kurang tepat dan kurang efektif. Namun menurut guru matematika di SMP Negeri 4 Juwana, dari kemungkinan-kemungkinan yang sering terjadi adalah pemilihan strategi pembelajaran yang kurang tepat. Jika guru tidak tepat dalam memilih strategi pembelajaran, maka siswa akan kesulitan dalam memahami materi yang telah diajarkan oleh guru. Jadi sebelum guru melakukan proses pembelajaran, guru harus pandai memilih dahulu strategi pembelajaran yang tepat dan efektif terhadap materi yang akan diajarkan.
Sebelum peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu di kelas VIIA. Selama proses pembelajaran siswa kurang aktif, pemahaman konsep oleh siswa masih rendah. Selain itu keterlibatan siswa selama proses pembelajaran juga masih kurang. Sehingga nilai ulangan matematika siswa masih banyak yang tidak memenuhi nilai standar batas tuntas yaitu mencapai 60% siswa yang tidak tuntas belajar. Bagi siswa yang belum tuntas belajar akan diadakan remidi maksimal dua kali.
Dari hasil perbincangan dengan guru mata pelajaran matematika kelas VII di SMP Negeri 4 Juwana, nilai ulangan matematika siswa kelas VII memiliki nilai standar batas tuntas 5,3 artinya siswa dikatakan tuntas belajar matematika jika nilai ulangan matematika siswa minimal mencapai 5,3. Hal ini dikarenakan kemampuan SDM siswa rata-rata rendah yang ditunjukkan dari NEM SD. Selain itu siswa juga kurang dalam menangkap materi yang diajarkan sehingga masih banyak siswa yang tidak bisa dalam mengerjakan soal-soal ulangan matematika.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka perlu model pembelajaran yang tepat dan variasi belajar yang menarik agar proses pembelajaran tidak berlangsung monoton dan siswa memperoleh pengalaman baru. Untuk itu peneliti menerapkan model pembelajaran problem solving yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIIA SMP Negeri 4 Juwana.
Model pembelajaran Problem Solving adalah suatu model pembelajaran pemecahan masalah yang dipandang sebagai model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir tinggi. Model pembelajaran problem solving dapat meningkatkan kemampuan berpikir tinggi sebab model pembelajaran problem solving merupakan model pembelajaran yang melatih kemampuan siswa dalam bernalar untuk memecahkan masalah yang dihadapi siswa. Jika siswa memiliki kemampuan bernalar yang bagus, maka siswa tidak akan merasa kesulitan dalam mempelajari matematika.
Dalam model pembelajaran problem soving, guru harus memunculkan masalah-masalah terlebih dahulu. Kemudian siswa akan memecahkan masalah yang telah diberikan oleh guru. Untuk memunculkan masalah, peneliti akan menggunakan media obyek fisik yang berupa kartu soal. Media kartu soal merupakan media pembelajaran dan termasuk media grafis atau visual yang di dalamnya berisi soal-soal untuk membantu guru mengajar. Dengan menggunakan media kartu soal diharapkan mampu menciptakan kondisi kelas dengan kadar aktivitas dan motivasi siswa yang cukup tinggi dan juga diharapkan siswa mampu dalam meningkatkan kemampuan berpikir tinggi.

Luas daerah segi empat adalah salah satu sub pokok bahasan dalam mata pelajaran matematika yang merupakan materi dasar untuk menunjang materi berikutnya. Jadi siswa harus menguasai dulu materi luas daerah segi empat sebelum siswa mempelajari materi berikutnya. Dengan memilih materi luas daerah segi empat sebagai penelitian, diharapkan agar siswa memiliki ilmu dasar matematika yang kuat sehingga siswa akan mampu untuk mempelajari materi berikutnya.

selengkapnya download di SINI

Jumat, 28 Oktober 2016

PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN TRADISONAL DALAM PERSEPKTIF PENDIDIKAN ISLAM INDONESIA


ABSTRAK


Diakui atau tidak, Pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan tertua yang melekat
dalam perjalanan kehidupan Indonesia sejak ratusan tahun yang silam dan telah banyak memberikan
kontribusi signifikan dalam pembangunan bangsa ini, karena itu tak heran bila pakar pendidikan
sekalas Ki Hajar Dewantoro dan Dr. Soetomo pernah mencita citakan model system pendidikan
pesantren sebagai model pendidikan Nasional. Bagi mereka model pendidikan pesantren merupakan
kreasi cerdas budaya Indonesia yang berkarakter dan patut untuk terus dipertahan kembangkan.

Karena banyak hal yang belum tereksplorasi dari pendidikan pondok pesantren tradisonal
dalam persepktif pendidikan islam indonesia, maka penelitian ini dilakukan.

Secara spesifik penelitian ini bertujuan mendiskripsikan Pendidikan Pondok Pesantren
Tradisional dalam Perspektif Pendidikan Islam Indonesia, mendiskripsikan visi dan misi pendidikan
pondok pesantren tardisional, mendiskripsikan kurikulum pendidikan pondok pesantren tradisional, dan mendiskripsikan managemen pendidikan pondok pesantren tradisional

Hasil kajian ini selain sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam (SPdI)
di STAIN Jember, juga diharapkan bermafaat bagi pihak pihak terkait sebagai bahan komparasi,
evaluasi dan pengembangan lebih lanjut, sebagai upaya inovasi ilmiyah untuk memperbanyak kazanah keilmuan juga sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam melakukan kebijakan kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan.

Mengingat penelitian ini bersifat penelitian pustaka, maka data yang diperlukan dikumpulkan
melalui study dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan (1) bahwa dalam perspektif pendidikan Islam Indonesia,
pendidikan pondok pesantren tradisional merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan nasional
yang memberikan pencerahan bagi peserta didik secara integral, baik kognitif (
knowlagde), afektif
(
attucude) maupun psikomotorik (skill), (2) Bahwa visi dan misi pendidikan pondok pesantren
tradisional dalam persepktif pendidikan islam indonesia adalah :
Pertama, menekankan pada prinsip
asasul khomsah atau panca jiwa, yakni keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukuwah islamiyah dan kebebasan.
Kedua, pola relasi kiai dengan santri tidak sekedar bersifat fisikal, tetapi juga bersifat
batiniyah.Ketiga, pendidikan pondok pesantren selain diarahkan pada transmisi ilmu ilmu keislaman,
pemeliharaan tradisi Islam dan reproduksi ulama’, juga dimaksudkan menjadi alternatif bagi People
centered development, Value oriented development, Institution development dan Self reliance and
sustainability. (3) Bahwa kurikulum pendidikan pondok pesantren tradisonal saat ini tidak sekedar
fokus pada kita kitab klasik (baca : ilmu agama), tetapi juga memasukkan semakin banyak mata
pelajaran dan keterampilan umum, saat ini di pendidikan pondok pesantren dikhotomi ilmu mulai tidak populer. (4) Bahwa dari sisi managemen kelembagaan, di lembaga pendidikan pondok pesantren tradisional saat ini telah terjadi perubahan mendasar, yakni dari kepeminpinan yang sentralistik, hirarkis dan cenderung singgle fighter berubah menjadi model managemen kolektif seperti model yayasan.


Rekomendasi dalam skripsi ini adalah (1) karena peran lembaga pendidikan pondok pesantren
tradisional sangat penting dalam menjawab krisis kerohanian manusia modern, atau paling tidak
sebagai balance terhadap kecenderungan pola hidup hedonistik dan ketidak jujuran, maka
keberadaannya perlu mendapat dukungan yang lebih serius dari semua pihak. (2) Karena kesuksesan
manusia lebih banyak ditentukan oleh faktor EQ dan SQ, sedangkan SQ merupakan aspek utama yang menjadi focus dari pendidikan pondok pesantren tradisional, maka direkomendasikan kepada semua pihak untuk terus mengembangkan pendidikan hati demi memperoleh kesuksesan hidup yang hakiki. (3) Karena aktifitas pendidikan pondok pesantren tradisional sejak awal kelahirannya mampu
berkembang positif di masyarakat bahkan mempunyai kontribusi vital tidak saja dalam dimensi
theologis tetapi juga sosial sebagai lokomotif utama dalam pencerahan masyarakat, maka tentu saja ia
merupakan hazanah dan kekayaan nasional yang patut dilestarikan di bumi nusantara tercinta ini.

Selengkapnya download di SINI

Kamis, 27 Oktober 2016

PENERAPAN PENYELESAIAN SOAL SECARA SISTEMATIS(PS3) DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPOSITORI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui keefektifan penerapan PS3
dengan menggunakan metode ekspositori, (2) mengetahui tingkat kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal dengan PS3 dan (3) mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa dengan penerapan PS3 menggunakan metode ekspositori.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitis. Subjek dalam penelitian
ini adalah siswa kelas SMP-RAKYAT Pancur Batu sebanyak 36 orang. Objek
dalam penelitian ini adalah penerapan PS3 pada pembelajaran matematika dengan
menggunakan metode ekspositori pada pokok bahasan Lingkaran.
Indikator keefektifan penerapan PS3 dengan menggunakan metode ekspositori
pada penelitian ini adalah (1) tingkat penguasaan siswa minimal sedang terpenuhi, (2)
ketuntasan belajar secara klasikal terpenuhi, (3) ketuntasan pencapaian TPK
terpenuhi, (4) kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran terpenuhi.
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh bahwa dari 36 siswa terdapat 30 siswa
(83,3%) yang memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 65% (tuntas belajar)
dan 6 siswa (16,7%) tidak tuntas belajar. Ketercapaian TPK sebanyak 5 (67,44%) dari
6 TPK telah tuntas. Dari hasil observasi (3,11) disimpulkan bahwa kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran termasuk dalam kategori baik.
Berdasarkan indikator keefektifan pada penelitian ini, disimpulkan bahwa
penerapan PS3 dengan menggunakan metode ekspositori efektif diterapkan pada
pokok bahasan Lingkaran di kelas VIII SMP-RAKYAT Pancur Batu T.A 2008/2009.
Tingkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dengan PS3 yaitu (1)
kemampuan menganalisa soal sebesar 68,5% (kategori sedang), (2) kemampuan
merencanakan penyelesaian soal sebesar 65,2% (kategori sedang), (3) kemampuan
menyelesaikan soal sebesar 66,4% (kategori sedang), (4) kemampuan mengevaluasi
kembali hasil penyelesaian soal sebesar 66,1% (kategori sedang). Dari keempat
tingkat kemampuan tersebut, siswa SMP-RAKYAT Pancur Batu memiliki tingkat
kemampuan sedang dalam menyelesaikan soal dengan PS3.

Selengkapnya download di SINI

Rabu, 26 Oktober 2016

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP


ABSTRAK

Dalam dunia pendidikan, pemahaman konsep merupakan faktor yang sangat penting, karena pemahaman konsep yang dicapai siswa tidak dapat dipisahkan dengan masalah pembelajaran. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah ketepatan dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal dan menyeluruh. Salah satu pembelajaran yang mungkin dapat diharapkan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI. 

Permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) efektif terhadap pemahaman konsep pada pokok bahasan trigonometri pada siswa kelas X semester II SMU Negeri 14 Semarang tahun pelajaran 2005/2006, sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah cukup efektif menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) daripada pembelajaran konvensional terhadap pemahaman konsep pada pokok bahasan trigonometri pada siswa kelas X semester II SMU Negeri 14 Semarang tahun pelajaran 2005/2006. 

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X semester II SMU Negeri 14 Semarang tahun pelajaran 2005/2006. Sampel yang digunakan adalah dua kelas yang diambil secara teknik random sampling, yaitu kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X4 sebagai kelas kontrol. Sedang untuk kelas uji coba adalah kelas X6. Untuk mengetahui hasil belajar siswa digunakan evaluasi setelah pembelajaran selesai. Soal evaluasi yang diberikan, terlebih dahulu telah diujicobakan di kelas uji coba. Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data pengelolaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI oleh guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. 

Berdasarkan uji normalitas bahwa kedua sampel berdistribusi normal dan dari uji homogenitas mempunyai varians yang sama, sehingga untuk menguji hipotesis dapat digunakan uji t dengan kriteria penolakan H0 adalah thitung ≥ ttabel. Dari hasil perhitungan diperoleh thitung = 2,52 dan ttabel = 1,99, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti bahwa rata-rata hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih efektif daripada pembelajaran konvensional. 

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih baik, aktivitas siswa selama pembelajaran terus mengalami peningkatan, dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran terus iii meningkat, sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih efektif daripada pembelajaran konvensional terhadap pemahaman konsep pada pokok bahasan trigonometri pada siswa kelas X semester II SMU Negeri 14 Semarang tahun pelajaran 2005/2006. 

Disarankan guru diharapkan dapat lebih memotivasi siswa untuk lebih mengembangkan ketrampilan kooperatif atau bekerjasama yag dapat digunakan dalam kehidupan bermasyarakat siswa, model pembelajaran kooperatif tipe TAI perlu terus dikembangkan dan diterapkan pada pokok bahasan yang lain dan perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian ini
selengkapnya bisa di download di SINI