A. Latar Belakang
Pendidikan
merupakan media yang sangat berperan untuk menciptakan manusia yang berkualitas
dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan akan terjadi
proses pendewasaan diri sehingga di dalam proses pengambilan keputusan terhadap
suatu masalah yang dihadapi selalu disertai dengan rasa tanggung jawab yang
besar.
Mengingat peran
pendidikan tersebut maka sudah seyogyanya aspek ini menjadi perhatian
pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya masyarakat Indonesia yang
berkualitas. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai
cukup memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas,
karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara
logis dan sistematis. Karena itu, maka perlu adanya peningkatan mutu pendidikan
matematika. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah peningkatan prestasi
belajar matematika siswa di sekolah.
Dalam
pembelajaran di sekolah, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
masih dianggap sulit dipahami oleh siswa. Oleh karena itu dalam proses
pembelajaran matematika diperlukan suatu metode mengajar yang bervariasi.
Artinya dalam penggunaan metode mengajar tidak harus sama untuk semua pokok
bahasan, sebab dapat terjadi bahwa suatu metode mengajar tertentu cocok untuk
satu pokok bahasan tetapi tidak untuk pokok bahasan yang lain. Kenyataan yang
terjadi adalah penguasaan siswa terhadap materi matematika masih tergolong
rendah jika dibanding dengan mata pelajaran lain. Kondisi seperti ini terjadi
pula pada SMP Negeri 1 Batuatas. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan
guru matematika yang mengajar di kelas VIII bahwa penguasaan materi matematika
oleh siswa masih tergolong rendah. Salah satu materi matematika yang penguasaan
siswa rendah adalah pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua peubah, di
mana pada materi tersebut banyak siswa yang belum bisa menentukan cara yang
mudah dalam menyelesaikan suatu sistem persamaan linear dua peubah dari beberapa
cara yang ada, siswa juga kurang bisa menyatakan suatu bentuk model matematika
dari soal cerita yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua peubah. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil
belajar matematika siswa pada semester I tahun 2004/2005 sebesar 5,0 dan pada
semester II tahun 2005/2006 sebesar 4,76. Rendahnya hasil belajar matematika
siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya adalah model pembelajaran
yang digunakan oleh guru. Hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada
SMP Negeri 1 Batuatas menunjukan bahwa pembelajaran matematika di sekolah
tersebut masih menggunakan model pembelajaran konvesional yakni suatu model
pembelajaran yang banyak didominasi oleh guru, sementara siswa duduk secara
pasif menerima informasi pengetahuan dan keterampilan. Hal ini diduga merupakan
salah satu penyebab terhambatnya kreativitas dan kemandirian siswa sehingga
menurunkan prestasi belajar matematika
siswa.
Melihat
fenomena tersebut, maka perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran yang melibatkan
peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, guna meningkatkan
prestasi belajar matematika disetiap jenjang pendidikan. Salah satu model
pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah model pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran kooperatif sangat cocok diterapkan pada
pembelajaran matematika karena dalam mempelajari matematika tidak cukup hanya
mengetahui dan menghafal konsep-konsep matematika tetapi juga dibutuhkan suatu
pemahaman serta kemampuan menyelesaikan persoalan matematika dengan baik dan
benar. Melalui model pembelajaran ini siswa dapat mengemukakan pemikirannya,
saling bertukar pendapat, saling bekerja sama jika ada teman dalam kelompoknya
yang mengalami kesulitan. Hal ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk
mengkaji dan menguasai materi pelajaran matematika sehingga nantinya akan
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Model pembelajaran kooperatif
terdiri dari empat pendekatan yaitu: STAD (Student
Teams Achievement Division), Jigsaw, IK (Investigasi Kelompok), dan
pendekatan struktural. Pendekatan struktural terdiri
dari dua tipe yaitu tipe Think Pair Share
dan tipe Numbered Heads Together
(NHT). Melihat penguasaan siswa terhadap materi matematika khususnya pokok
bahasan sistem persamaan linear dua peubah, maka dalam penelitian ini model
pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together), karena pada
model ini siswa menempati posisi sangat dominan dalam proses pembelajaran dan
terjadinya kerja sama dalam kelompok dengan ciri utamanya adanya penomoran
sehingga semua siswa berusaha untuk memahami setiap materi yang diajarkan dan
bertanggung jawab atas nomor anggotanya masing-masing. Dengan pemilihan model
ini, diharapkan pembelajaran yang terjadi dapat lebih bermakna dan memberi
kesan yang kuat kepada siswa.
Berdasarkan
pemikiran di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang
berjudul :“Meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII1
SMP Negeri 1 Batuatas pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua peubah
melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT”.
Selengkapnya download di SINI