A. Latar Belakang Masalah
Matematika
sebagai ilmu dasar telah berkembang cukup pesat baik materi maupun kegunaannya,
oleh karena itulah maka konsep-konsep dasar matematika harus dikuasai siswa
sejak dini. Mata pelajaran matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman
penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari.
Matematika
merupakan ilmu yang sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari manusia, tetapi
masih banyak orang yang belum bisa merasakan manfaat matematika dalam kehidupan
sehari-hari mereka. Adapun salah satu manfaat matematika dalam kehidupan
sehari-hari yakni memberikan pengetahuan dan ketrampilan praktis seperti
berhitung dan statistika.
Sampai
sekarang pelajaran matematika di sekolah masih merupakan pelajaran yang
menakutkan bagi banyak siswa, terasa sukar dan tidak menarik sehingga banyak
siswa menjadi kurang termotivasi dalam mempelajari matematika.
Ada
beberapa kemungkinan masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam belajar
matematika yakni kemungkinan bersumber dari porsi materi matematikanya yang
tidak sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual siswa, selain itu kemungkinan
juga bersumber dari strategi pembelajaran yang kurang tepat dan kurang efektif.
Namun menurut guru matematika di SMP Negeri 4 Juwana, dari
kemungkinan-kemungkinan yang sering terjadi adalah pemilihan strategi
pembelajaran yang kurang tepat. Jika guru tidak tepat dalam memilih strategi
pembelajaran, maka siswa akan kesulitan dalam memahami materi yang telah
diajarkan oleh guru. Jadi sebelum guru melakukan proses pembelajaran, guru
harus pandai memilih dahulu strategi pembelajaran yang tepat dan efektif terhadap
materi yang akan diajarkan.
Sebelum
peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas, peneliti melakukan observasi
terlebih dahulu di kelas VIIA. Selama proses pembelajaran siswa kurang aktif,
pemahaman konsep oleh siswa masih rendah. Selain itu keterlibatan siswa selama
proses pembelajaran juga masih kurang. Sehingga nilai ulangan matematika siswa
masih banyak yang tidak memenuhi nilai standar batas tuntas yaitu mencapai 60%
siswa yang tidak tuntas belajar. Bagi siswa yang belum tuntas belajar akan diadakan
remidi maksimal dua kali.
Dari
hasil perbincangan dengan guru mata pelajaran matematika kelas VII di SMP
Negeri 4 Juwana, nilai ulangan matematika siswa kelas VII memiliki nilai
standar batas tuntas 5,3 artinya siswa dikatakan tuntas belajar matematika jika
nilai ulangan matematika siswa minimal mencapai 5,3. Hal ini dikarenakan
kemampuan SDM siswa rata-rata rendah yang ditunjukkan dari NEM SD. Selain itu
siswa juga kurang dalam menangkap materi yang diajarkan sehingga masih banyak
siswa yang tidak bisa dalam mengerjakan soal-soal ulangan matematika.
Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, maka perlu model pembelajaran yang tepat dan
variasi belajar yang menarik agar proses pembelajaran tidak berlangsung monoton
dan siswa memperoleh pengalaman baru. Untuk itu peneliti menerapkan model
pembelajaran problem solving yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas VIIA SMP Negeri 4 Juwana.
Model
pembelajaran Problem Solving adalah suatu model pembelajaran pemecahan masalah
yang dipandang sebagai model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan
siswa dalam berpikir tinggi. Model pembelajaran problem solving dapat
meningkatkan kemampuan berpikir tinggi sebab model pembelajaran problem solving
merupakan model pembelajaran yang melatih kemampuan siswa dalam bernalar untuk
memecahkan masalah yang dihadapi siswa. Jika siswa memiliki kemampuan bernalar
yang bagus, maka siswa tidak akan merasa kesulitan dalam mempelajari
matematika.
Dalam
model pembelajaran problem soving, guru harus memunculkan masalah-masalah
terlebih dahulu. Kemudian siswa akan memecahkan masalah yang telah diberikan
oleh guru. Untuk memunculkan masalah, peneliti akan menggunakan media obyek
fisik yang berupa kartu soal. Media kartu soal merupakan media pembelajaran dan
termasuk media grafis atau visual yang di dalamnya berisi soal-soal untuk
membantu guru mengajar. Dengan menggunakan media kartu soal diharapkan mampu
menciptakan kondisi kelas dengan kadar aktivitas dan motivasi siswa yang cukup
tinggi dan juga diharapkan siswa mampu dalam meningkatkan kemampuan berpikir
tinggi.
Luas
daerah segi empat adalah salah satu sub pokok bahasan dalam mata pelajaran
matematika yang merupakan materi dasar untuk menunjang materi berikutnya. Jadi
siswa harus menguasai dulu materi luas daerah segi empat sebelum siswa
mempelajari materi berikutnya. Dengan memilih materi luas daerah segi empat
sebagai penelitian, diharapkan agar siswa memiliki ilmu dasar matematika yang
kuat sehingga siswa akan mampu untuk mempelajari materi berikutnya.
selengkapnya download di SINI
0 komentar:
Posting Komentar