Situasi:...ada sekumpulan ikhwan
akhwat yg mengadakan acara baksos. Interaksi diantaranya pun tdk mungkin
dihindari, meski ada jarak diantara mreka. Aturan syariat ttg hijab secara
luas, menahan pandangan, khalwat, dll tlh diketahui & sedang serta
terus-menerus dipraktekkan. Tetapi apalah daya..ikhwan akhwat jg manusia, punya
hati punya rasa, jgn samakan dg..(stop...lho..kok malah bersenandung..:p).
Tibalah pd suatu ketika..ktika acara baksos tsbt sedang sibuk2nya, ada seorang
ikhwan yg tdk sengaja melepaskan pandangannya kpd seorang akhwat menarik yg
sedang sibuk membagi-bagikan sembako...
“wuuuttt...syeeepp”
mata ikhwan sedang menatap akhwat tsbt. Bkn tatapan yg disengaja, tdk jg
tatapan utk waktu yg lama. Tetapi pandangan itu sejatinya dilepaskan utk hati
mreka yg memandang itu sendiri. Ktika dialihkan, maka anak panah itu akan
tercabut dr hati org yg memandangnya.
kemudian hatinya pun mulai berkomentar:“adaoww...apaan td ya?...sakit tp
menyenangkan...td akhwat yg mana ya...?mata...lihat lg donk...ayo lihat lg..?
mata :“udah donk..kan Allah SWT memerintahkan aq utk menundukkan
pandangan...”
hati :“emangnya knpa... kan klw kenapa2, tunduk lg aja..gampang
kan..gitu aja kok repot” hati mencari pembenaran.
mata :“ngga deh..nanti pemilikku(sang ikhwan) jd ngga konsen sama
baksosnya..”
hati :“wah..kuno km... pemilik km kan dah tahu batasan2nya..udah
lihat lg aja..dijamin ga pa2 deh..?”
mata :“mmm... ok deh, bentar aja ya”..mata si
ikhwan pun memandang utk kedua kalinya, seketika sang hati mrasa ada prasaan
snang yg lbh dr sblm-nya. tp tdk brapa lama, kesenangan hati pun sirna seiring
dg pandangan sang mata yg dialihkan.
hati :“ahhh..km gimana sih mata...bentar banget..aq kan blm
puas..lihat lg donk” hati memaksa.
mata :“jangan deh hati..nanti km, aq & pemilik kita bakalan ngga
konsen sama baksosnya… baksos ini kan jg dlm rangka ibadah kpd Allah SWT”
hati :“yee..km gimana sih mata..ini jg kan dlm rangka menjemput masa
depan atuh(akal2an si hati)..bayangkan kalo pemilik kita menikah sama akhwat
itu..kan berkat km jg”
mata :“ya..tp kan bkn-nya dicari tahu dulu kesiapan pemilik kita
ini..baru deh aq melihat-lihat.. bukannya apa-apa hati, takutnya.. kalo
sebenarnya pemilik kita ini blm siap..justru malah akan merusak amaliyahnya kpd
Allah, jd ngga ikhlas gitu”
hati :“udah deh..ikhlas ga ikhlas itu urusanku..itu tanggunganku..km
tuh cuma lihat sajah..udah selebihnya aq yg tanggung... ayo..kuperintahkan kau
mata, utk melihat”
mata :“baiklah..klw itu maumu” dg terpaksa mata mengiyakan.
Satu panah bracun menancap dihati, kemudian ada panah kedua, ketiga,&
akhirnya ada kesekian panah yg menancap dihati. Memandang lbh dr apa yg bisa
dipandang(berkhayal), hingga acara baksos itu selesai, si ikhwan pun pulang dg “luka” rindu dihati. Panah-panah itu meninggalkan “fatamorgana” sosok si akhwat, semakin si
pemiliknya berusaha utk mengingat- ingat si akhwat, semakin panah2 itu menusuk
ke dlm hati. Esoknya, adlh hari2 yg disikapi utk memenuhi tuntutan(dosa kecil
memandang, berbicara, dsbnya) hati trhdp hal itu.
Tetapi..Alhamdulillah, usaha utk terus menjaga mata,& menata hati sesuai
tuntunan Allah SWT, tidaklah begitu saja terlenakan oleh racun dr panah2
iblis(pandangan kpd wanita non muhrim) td. Dimalam berikutnya..Si ikhwan pun
bermaksud mengadu kpd Allah SWT ttg perihal ini. Dlm munajatnya kpd Allah SWT,
si ikhwan mulai merenungi apa yg sebenarnya terjadi, Si ikhwan menghendaki
adanya klarifikasi..si ikhwan ingin agar mata & hati yg diamanahkan Allah
SWT untuknya itu memberikan argumentasi yg benar, bkn utk membenarkan.
Nurani ikhwan berkata “Silahkan utk mata & hati..siapa diantara kalian yg ingin
memberikan argumentasi mengenai perkara ini”
hati berkata: sambil menunjuk kpd mata “kaulah yg tlh menyeretku kpd
kebinasaan & mengakibatkan penyesalan, krn aq mengikutimu beberapa saat
saja. kau lemparkan kerlingan matamu ke taman itu, kau mencari kesembuhan dr
kebun yg tdk halal bagimu, kau salahi firman Allah “Hendaklah mreka menahan pandangannya..”, kau salahi sabda Rasulullah SAW “memandang wanita adlh panah beracun dr berbagai macam panah
iblis. Barangsiapa meninggalkannya krn takut kpd Allah azza wajalla, maka Allah
akan memberi balasan iman kepadanya, yg akan didapatinya di dlm kelezatan
hatinya (HR Ahmad)”(tp sepertinya ini hadits dhaif/lemah, red)
Lalu..adakah org yg lbh tercela daripada org yg terkena panah beracun? apakah
engkau tdk tahu bahwa tdk ada yg lbh berbahaya bagi manusia selain dr mata
& lidah? tdk ada kerusakan yg lbh bnyk daripada kerusakan yg diakibatkan
mata & lidah. Brapa bnyk kebinasaan yg disebabkan mata & lidah? berapa
bnyk sumber kehinaan yg muncul krn mata & lidah? barangsiapa ingin hidup
bahagia & terpuji, maka hendaklah dia menahan ujung padangan mata &
lidahnya, agar dia selamat dr bahaya, krn mata menyimpan kelebihan pandangan
& lidah menyimpan kelebihan bicara”
Tdk terima argumentasi sang hati, matapun menjawab..
mata berkata :“Kau zalimi aq sejak awal hingga akhir. Kau kukuhkan dosaku
lahir & batin. padahal aq hanyalah utusanmu yg slalu taat & penuntun yg
menunjukkan jalan kepadamu. Engkau adlh raja yg ditaati, sedangkan kami
hanyalah rakyat & pengikut. Utk memenuhi kebutuhanmu, kau naikkan aq ke
atas kuda yg binal, disertai ancaman & peringatan. Jk kau suruh aq ke atas
utk menutup pintuku & menjulurkan hijabku, dg senang hati akan kuturuti
perintah itu. Jk engkau memaksakan diri utk mengembala dikebun yg dipagari
& engkau mengirimku utk berburu ditempat yg dipasangi jebakan, tentu engkau
akan menjadi tawanan yg sebelumnya engkau adlh seorang pemimpin, engkau menjadi
budak yg sebelumnya engkau adlh tuan. Yg demikian ini krn pemimpin manusia
& hakim yg paling adil, Rasulullah SAW tlh membuat keputusan bagiku &
dirimu, dg bersabda..
“Sesungguhnya di dlm tubuh itu ada segumpal darah. Jk ia baik,
maka seluruh tubuh akan baik pula,& jk ia rusak, rusak pula seluruh tubuh.
Ketahuilah..segumpal darah itu adlh hati”(HR Bukhari, Muslim,& lainnya)
wahai hati..jk engkau dianugrahi pandangan, tentu engkau tahu bahwa rusaknya
para pengikutmu adlh krn kerusakan yg ada pd dirimu,& kebaikan mreka adlh
kebaikanmu. Lalu.. engkau lemparkan kesalahanmu kpd q, mata yg tak berdaya,
padahal sumber bencana yg menimpamu adlh krn engkau tdk memiliki cinta kpd
Allah azza wajalla, tdk menyukai dzikir kpd Nya, tdk menyukai firman, asma,&
sifat-sifatNya. Engkau beralih kpd yg lain & berpaling dariNya. Engkau
berganti mencintai selainNya, padahal engkau tlh mendengar kisah pengingkaran
Allah trhdp Bani Israil, krn mreka mengganti makanan yg ada dg makanan yg lain
yg justru lbh hina. Maka Allah mencela mreka
“Maukah kalian mengambil sesuatu yg rendah sbg pengganti yg
lbh baik?”(Al Baqarah: 61)
Bgmn keadaan pengganti cinta kpd Pencipta, Pelindung & yg menangani
urusannya, yg tdk memiliki keberuntungan, kenikmatan & kesenangan?
Bandingkanlah Allah dg sesuatu yg engkau jadikan penggantiNya & pengganti
cinta kepadaNya. Apakah engkau ridho berada dijamban, sementara org2 yg
mencintai Allah berkeliling di Arsy? Jk engkau menghadapkan diri kpd Allah
& berpaling dr selainNya, tentu engkau akan melihat berbagai macam
keajaiban, engkau aman dr bencana & kerusakan. Tentunya engkau sudah tahu
bahwa Dia mengkhususkan keberuntungan & kenikmatan kpd org yg mendatangiNya
dg hati yg bersih, atw bersih dr kemusyrikan, yg didalamnya tdk ada cinta kpd
selainNya & hnya mengikuti ridhoNya.
Antara dosaku & dosamu ditengah manusia sperti antara kebutaanku &
kebutaanmu dlm membuat analogi, sebagaimana firman Allah SWT “Sesungguhnya bkn mata itu yg buta, tetapi yg buta ialah hati
yg di dlm dada”(Al Hajj :46)
itulah argumentasiku” kata mata mengakhiri, yg bersamaan dg jatuhnya bulir2
mutiara melalui dirinya.
Hati, mata, nurani si ikhwan, bersatu dlm lafazh “Astaghfirullaa
hal Adzhim...Astaghfirullaa hal Adzhim..laa ila ha illa anta, subhanaka, inni
kuntu minadzh dzholimin..Astaghfirullaa hal Adzhim”, memohon ampunan Allah SWT, memohon agar diri yg lemah ini
dimudahkan utk melihat yg benar itu benar & begitu jg sebaliknya, serta
dikuatkan utk slalu mensucikan diri & menghindari segala dosa, meski itu
hnya dosa kecil, Amin.
wallahu’alam
wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh
===================================
berdasarkan uraian Syaikhuna Ibnul Qayyim Al Jauziyah dlm kitab Raudhah al
muhibbin wa nuzhah al musytaqin yg buku terjemahannya diberi judul Taman org-org yg jatuh cinta & memendam rindu(TOJCMR),
terbitan darul Falah, hal 84 – 89.